Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (16/9/2022) pagi melemah dibayangi ekspektasi kenaikan suku bunga The Federal Reserve (The Fed).
Rupiah pagi ini melemah 47 poin atau 0,32 persen ke posisi Rp14.945 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.898 per dolar AS.
“Tekanan mungkin masih akan menyambangi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS Hari ini karena sentimen The Fed,” kata Ariston Tjendra pengamat pasar uang saat dihubungi Antara.
Ariston menyampaikan, di pasar kini tengah berkembang ekspektasi kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS sebesar 100 basis poin pada September karena tingkat inflasi AS yang masih tinggi pada bulan Agustus.
“Di sisi lain, surplus neraca perdagangan Indonesia bulan Agustus yang melebihi ekspektasi, di atas 5 miliar dolar AS, bisa menahan pelemahan rupiah hari ini,” ujar Ariston.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak di kisaran level Rp14.850 per dolar AS hingga Rp14.920 per dolar AS.
Pada Kamis kemarin, rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.898 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.908 per dolar AS.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada Kamis (15/9/2022) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2022 mengalami surplus 5,76 miliar dolar AS dengan nilai ekspor 27,91 miliar dolar AS dan impor 22,15 miliar dolar AS, dan merupakan surplus selama 28 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Surplus neraca perdagangan pada Agustus 2022 ditopang oleh surplus neraca komoditas nonmigas. Adapun neraca perdagangan non-migas tercatat surplus 7,74 miliar dolar AS dengan komoditas penyumbang surplus utama yaitu bahan bakar mineral, besi dan baja, lemak dan minyak hewan nabati.
Dengan demikian, neraca perdagangan secara kumulatif pada Januari-Agustus 2022 mengalami surplus 34,92 miliar dolar AS atau tumbuh 68,6 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.
Adapun nilai ekspor pada Januari-Agustus 2022 mencapai 194,60 miliar dolar AS atau meningkat 35,42 persen. Sementara nilai impor sebesar 159,69 miliar dolar AS atau meningkat 29,84 persen.(ant/dfn/ipg)